Guru Besar Unand, Prof.DR. Ir. Hj. Yetti
Marlida MS, Ir. Syahril Amiruddin dan Bupati Padang Pariaman Drs. Ali Mukhni hadir dalam batagak penghulu malewakan gelar
adat Andriadi Rajo Mudo Bagala Sutan
Majolelo di Korong Kp. Tangah, Limau
Purut Kabupaten Padang Pariaman
Korong Kp. Tangah Nagari Limau
purut Kabupaten Padang Pariaman baralek gadang (pesta besar), soalnya anak
nagari di sana, Andriadi dilewakan sebagai Rajo. Andriadi Rajo Mudo Bagala Sutan Majolelo
nama melekat yang akan disebut
oleh anak kemenakan kaum Mandailiang di Limau Purut khususnya dan V koto
Umumnya. Saat melewakan (meresmikan), alunan musik gendang tasa, Indang, Silek
dan kesenian lainnya perayaan 7 hari 6 Malam memeriahkan sudut kampung di Limau
Purut itu.
Tidak tanggung-tanggung, pada hari malewakan gelar Rajo Mudo Sutan Majolelo itu, hadir Prof. DR. Ir. Hj. Yetti Marlida MSc, Bupati Pariaman Ali Mukhni dan Ir. Syahril Amiruddin MS, Sabtu 28 Desember 2014.
Indra warga kaum Mandailiang mengatakan datuk di kaumnya adalah tempat bertanya dan berberita. “Datuk itu pemutus dari segala persoalan anak kemenakan di kaum kami, jadi tidak sembarang orang bisa jadi datuk, harus panutan dan punya wawasan jauh kedepan,”ujar Bujang Hamid.
Sedangkan Anggota Guru Besar dari Unand, H. Prof. DR. Ir. Hj. Yetti Marlida MSc. mengatakan eksistensi datuk di Pariaman dan Minangkabau harus selalu terjaga.”Datuk/Rajo adalah pemimpin informal di tengah masyarakat, tentunya menjadi harapan bagi warga kaumnya untuk kebaikan,”ujar tokoh Pendidik yang juga dikenal dengan Prof. Yetti ini.
Yetti juga merasa bangga bisa hadir di batagak penghulu Rajo malewakan gala di Korong Kampung Tangah ini. “Saya senang sekali dapat hadir menyaksikan sebuah acara adat yang porsinya termasuk tinggi di kultur kita Minangkabau,”ujar Yetti. Sementara itu, warga Korong Tanah Taban melimpah mengelilingi Balairung menyaksikan Rajo/ datuk baru mereka.
Tidak tanggung-tanggung, pada hari malewakan gelar Rajo Mudo Sutan Majolelo itu, hadir Prof. DR. Ir. Hj. Yetti Marlida MSc, Bupati Pariaman Ali Mukhni dan Ir. Syahril Amiruddin MS, Sabtu 28 Desember 2014.
Indra warga kaum Mandailiang mengatakan datuk di kaumnya adalah tempat bertanya dan berberita. “Datuk itu pemutus dari segala persoalan anak kemenakan di kaum kami, jadi tidak sembarang orang bisa jadi datuk, harus panutan dan punya wawasan jauh kedepan,”ujar Bujang Hamid.
Sedangkan Anggota Guru Besar dari Unand, H. Prof. DR. Ir. Hj. Yetti Marlida MSc. mengatakan eksistensi datuk di Pariaman dan Minangkabau harus selalu terjaga.”Datuk/Rajo adalah pemimpin informal di tengah masyarakat, tentunya menjadi harapan bagi warga kaumnya untuk kebaikan,”ujar tokoh Pendidik yang juga dikenal dengan Prof. Yetti ini.
Yetti juga merasa bangga bisa hadir di batagak penghulu Rajo malewakan gala di Korong Kampung Tangah ini. “Saya senang sekali dapat hadir menyaksikan sebuah acara adat yang porsinya termasuk tinggi di kultur kita Minangkabau,”ujar Yetti. Sementara itu, warga Korong Tanah Taban melimpah mengelilingi Balairung menyaksikan Rajo/ datuk baru mereka.
0 komentar:
Posting Komentar